Bagi
kebanyakan remaja, perceraian orangtua membuat mereka kaget sekaligus
terganggu. Remaja sudah merasa cukup sulit mengendalikan kehidupan
mereka sendiri sehingga pasti tidak ingin diganggu dengan kehidupan
orangtua yang mengungkapkan perceraian. Mereka tidak memiliki ruang atau
waktu lagi terhadap gangguan perceraian orangtua dalam kehidupan
mereka.
Meskipun
mereka kelihatannya mandiri namun sesungguhnya mereka tidak mandiri.
Meskipun menjauh dari orangtua, mencari lebih banyak kemandirian dan
kebebasan, remaja tetap ingin mengetahui bahwa orangtua masih ada jika
mereka membutuhkan. Perceraian akan merongrong semuanya, mengganggu
landasan rasa aman yang mereka butuhkan untuk menghadapi semua isu
remaja. Kondisi seperti ini menghasilkan kemandirian yang dipaksakan dan
perkembangan yang tidak diinginkan remaja.
Mereka
dapat berkata, “Aku tidak peduli jika mereka bercerai. Aku benci mereka
berdua. Semua yang mereka lakukan akhir-akhir ini membuat hidupku
sengsara. Mereka tidak akan membiarkan aku melakukan apapun yang aku
inginkan. Mereka terus mendesak aku untuk hal-hal yang benar-benar
bodoh. Aku sungguh tidak peduli pada apa yang mereka lakukan.” Namun,
sebenarnya mereka sangat peduli, perasaan mereka bisa menjadi sangat
rumit.
Bagaimana Remaja Harus Menghadapinya?
Menurut
Alkitab, setiap pasangan yang sudah dipersatukan Allah, tidak bisa
diceraikan manusia. Namun, bagaimana jika berada di dalam keluarga yang
sudah terlanjur bercerai? Sebagai seorang remaja, menghadapi perceraian
orangtua merupakan sebuah masalah yang rumit. Tapi bukan berarti tidak
bisa diatasi. Karena itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan :
- Taruh di dalam pikiranmu bahwa semua masalah yang ada sifatnya hanya sementara, kita pasti dimampukan Tuhan untuk mengatasinya. Karena itu, jangan sampai putus asa menghampiri. Jangan biarkan pikiran negatif mengembara kemana-mana.
- Minta Tuhan untuk mempersatukan orangtua kembali dengan sungguh-sungguh dan tanpa menyerah.
- Ingat, masa depanmu ditentukan dari bagaimana engkau bertindak saat ini dan membuat keputusan. Jika kita memutuskan untuk menyerah dalam hidup karena masalah tertentu, maka masa depan kita pun menyerah terhadap kita. Karena itu, ingat tentang masa depan yang ingin kau tuju. Jangan fokus kepada saat ini.
Kiranya Tuhan mempersatukan kembali keluarga yang retak dan setiap
pasangan yang ada mau berubah dengan sungguh-sungguh sehingga anak-anak
tidak mengalami dampak buruknya.
SIAPA YANG JADI KORBAN BILA ORANG TUA BERCERAI?
Itu sebabnya kenapa tuhan mengijinkan perceraian, namun disisi lain
tuhan juga membencinya ! sudah pasti akan ada pihak-pihak yang merasa
dirinya itu adalah korban yang telah dirugikannya, bukan anak atau
keluarga, melainkan keduanya adalah pihak yang akan dibuat merasa
kecewa.
Biasakanlah menghadapi persoalan hidup itu dengan kesabaran yang bijaksana, sehingga tidak menjadikan kalimat pamungkas itu ( CERAI ) sebagai kalimat pasaran untuk dilontaaarkan ketika sepasang suami istri berselisih pendapat atau dihadapkan dengan suatu masalah sebesar apapun.
Bicaralah sahabat dengan hati yang terbuka untuk meredakan polemik tersebut, ingat sejelek apapun dia, dahulu pasangan kita adalah orang yang selalu kita rindu, orang yang selalu kita jadikan tempat berbagi cinta. Jadi redamlah amarah kalian, mulai saling mengikrarkan kembali keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi pasangan hidup kita. kalau kita mau merenung sebenarnya tugas utamaa kita untuk hidup dimuka bumi ini adalah mengurai benang-beng yang masih kusut dan menjadikannya busana kebesaran yang akan menjadikan pemakainya adalah manusia yang dipandang hebat dan berderajat tinggi disii tuhannya. "Perhatikan itu". Jadi jangan sampai kalimat penyesalan terucap pada saat semuanya sudah lewat, percayalah kesempurnaan itu tidak ada, maka kitalah yang bertugas untuk menyempurnakan keitidak sempurnaan pasangan kita.
Biasakanlah menghadapi persoalan hidup itu dengan kesabaran yang bijaksana, sehingga tidak menjadikan kalimat pamungkas itu ( CERAI ) sebagai kalimat pasaran untuk dilontaaarkan ketika sepasang suami istri berselisih pendapat atau dihadapkan dengan suatu masalah sebesar apapun.
Bicaralah sahabat dengan hati yang terbuka untuk meredakan polemik tersebut, ingat sejelek apapun dia, dahulu pasangan kita adalah orang yang selalu kita rindu, orang yang selalu kita jadikan tempat berbagi cinta. Jadi redamlah amarah kalian, mulai saling mengikrarkan kembali keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi pasangan hidup kita. kalau kita mau merenung sebenarnya tugas utamaa kita untuk hidup dimuka bumi ini adalah mengurai benang-beng yang masih kusut dan menjadikannya busana kebesaran yang akan menjadikan pemakainya adalah manusia yang dipandang hebat dan berderajat tinggi disii tuhannya. "Perhatikan itu". Jadi jangan sampai kalimat penyesalan terucap pada saat semuanya sudah lewat, percayalah kesempurnaan itu tidak ada, maka kitalah yang bertugas untuk menyempurnakan keitidak sempurnaan pasangan kita.
Aku ingin orang tuaku bersatu kembali.. aku merindukan kehangatan keluarga, aku merindukan ayah dan ibu saling bersama:(
Aku ingin kembali ke masa kecil dulu:( dimana mereka masih saling bersama dan tidak mementingkan ego mereka masing2. mereka ga pernah mikirin perasaan anak2nya, apalagi aku?? Apa mereka tau rasa sakitnya harus memilih antara ayah dan ibu? harus memilih salah satu diantara mereka berdua? Mungkin diluar aku terlihat tegar, tapi bagaimana mungkin aku bisa bahagia dengan kehidupan ku yg seperti ini? dengan orang tua yg tidak lengkap? aku ingin tinggal bersama ayah kandungku, tapi?? selalu banyak kata 'tapi' yang keluar di hatiku. sakit rasanya melihat kenyataan yg terjadi pada kehidupanku. apa aku bisa merubah semuanya? merubah semuanya seperti dulu?
Ya Alloh, aku mohon, SATUKANLAH KAMI KEMBALI. AMIN.