SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH RUSAK
1.1
MASALAH
Sarana dan
prasarana di sekolah rusak. Hingga kini sarana dan prasarana pendidikan di
berbagai daerah di Indonesia masih banyak yang memprihatinkan terutama di
daerah-daerah yang jauh dari kota besar. Fasilitas kegiatan belajar-mengajar
itu sungguh jauh dari kata layak. Gedung kelas bocor, bangku sekolah rusak,
pagar sekolah jebol hingga tidak adanya toilet membuat penghalang murid belajar
dengan nyaman. Juga ditambah lagi dengan kurangnya tenaga pengajar yang
profesional. Sarana prasarana sekolah juga menjadi masalah utama pendidikan,
hal ini disebabkan karena keterbatasan fasilitas sekolah seperti bangunan
sekolah yang rusak, media pembelajaran yang kurang memadai, dan lain
sebagainya. Bangunan sekolah yang rusak dapat mempengaruhi kualitas pendidikan
murid karena secara psikologis anak tidak nyaman belajar pada bangunan yang
hampir roboh. Keterbatasan fasilitas
sekolah tidak hanya terjadi di daerah terpencil saja. Tetapi pada daerah yang
berdekatan dengan kota besar. Oleh karena itu kondisi ini perlu perhatian lebih
dari pemerintah.
Sarana dan
prasarana yang baik sangat membantu keberhasilan mutu pendidikan. Semakin
lengkap da dimanfaatnkan secara optimal, srana dan prasarana suatu sekolah
tentu semakin mempermudah murid dan guru untuk mencapai target secara
bersama-sama. Namun perlu diingat sarana dan prasarana yang baik harus diiringi
dengan Sumber Daya Manusia yang baik pula, karena sarana dan prasarana yang
lengkap tidak akan bermanfaat apabila guru tidak sipa atau tidak mampu
mengoperasikan secara optimal. Keberadaan sarana dan prasarana yang baik
menunjukan kemitraan yang serasi antara sekolah dan orang tua siswa, karena
tanpa dukungan orang tua siswa sarana dan prasarana tidak akan terpenuhi. Namun
sayang sekali pengelolaan sarana dan prasarana ini terkendala dikarenakan
masalah dana atauu biayanya yang sulit dikeluarkan oleh negara.
Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
manyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII
Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa :
a.
Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media penddikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan
b.
Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, kantin, unit kesehatan sekolah, tempat
olahraga, tempat beribadah, taman, tempat bermain, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
1.2
PENYEBAB
Masalah sarana
dan prasarana ini sangat menunjang sekali terhadap keberlangsungan pendidikan
di sekolah jika kedua hal ini dikelola dengan baik. Namun dilihat dilapangan
masalah pengelolaan sarana dan prasarana masih belum optimal. Oleh karena itu
kondisi ini perlu perhatian lebih dari pemerintah. Inilah yang menjadi permasalahan yaitu
sulitnya pencairan dana dari negara. Peningkatan dana pendidikan sangat
diperlukan guna terciptanya pendidikan yang sehat. Masalah dana atau biaya ini
menjadi penyebab utama dari sarana dan prasarana sekolah yang rusak atau kurang
memadai. Karena, tidak sedikit biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki sarana
atau membeli prasarana baru untuk sekolah. Biasanya, anggaran yang diberikan
pemerintah untuk sekolah-sekolah yang sarananya rusak dinilai masih belum
mencapai nilai ideal. Kebutuhan anggaran untuk sarana dan meubeler di
sekolah-sekolah membutuhkan anggaran yang lebih besar, terlebih untuk kondisi
sekolah yang rusak parah.
1.3
SOLUSI
Dari
permasalahan tersebut, ada beberapa solusi yang dapat diambil. Solusi pertama
yaitu adanya bantuan dari orang tua murid. Jika orang tua murid memang mampu,
kenapa tidak. Itu malah akan lebih baik. Bantuan dari orang tua murid disini
yaitu pihak sekolah menerima donasi sejumlah uang yang diberikan oleh orang tua
murid. Donasi dari orang tua murid ini tidak dipatok atau seikhlasnya, sehingga
dengan adanya bantuan dari orang tua murid, pihak sekolah bisa sedikit demi
sedikit merenovasi sarana sekolah yang rusak. Solusi kedua yaitu peran komite
sekolah yang aktif membantu mencarikan dana. Jika komite sekolah terlibat aktif
dalam membantu mencarikan dana untuk memecahkan masalah ini, itu lebih baik
lagi. Karena komite sekolah tentunya memiliki link yang banyak.
Di dalam
pengambilan keputusan, harus memilih salah satu alternatif diantara banyak
alternatif. Dilihat dari alternatif solusi yang saya ajukan, saya memilih
alternatif kedua yaitu biaya didapatkan dari peran komite sekolah yang aktif
dalam pengumpulan dana atau biaya untuk pengoptimalan pengelolaan sarana dan
prasarana yang baik. Karena jika diambil alternatif yang pertama saya rasa
tidak memungkinkan sekolah untuk memungut bantuan dari orang tua murid walaupun
seikhlasnya. Sebab banyaknya orang tua murid yang kurang mampu dalam segi
ekonominya. Namun tidak tertutup kemungkinan bagi orang tua murid yang mampu
untuk membantu menyumbang dana untuk perbaikan sarana sekolah.